TEORI PSIKOANALISIS
Psikoanalisis
adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia,
dan metode psikoterapi. Pendekatan psikoanalitik adalah contoh dari pendekatan
yang telah mengalami modifikasi terus menerus untuk memasukkan ide-ide baru.
Sejak dikembangakan oleh Freud, pendektan ini terus menerus mengalami
modifikasi sampai sekarang.
Pendekatan
ini menekankan pentingnya riwayat hidup klien, pengaruh dari impuls-impuls
genetic, energy hidup, pengaruh dari pengalaman dini kepada kepribadian individu,
serta irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku manusia.
Taraf
conscious berisi ide-ide yang disadari individu pada saat itu, taraf
preconscious berisi ide-ide yang tidak disadari indiavidu pada saat itu tapi
dapat dipanggil lagi, taraf unconscious berisi memori dan ide yang sudah
dilupakan oleh individu. Menurut freud, yang tidak disadari dan kepribadian dan
mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada tingkah laku individu.
KESADARAN
DAN KETIDAKSADARAN
Ketidaksadarn
tidak bisa dipelajari secara langsung, ia bisa dipelajari dari tingkah laku.
Pembuktiaan klinis guna membuktikan konsep ketidaksadaran mencangkup
1. Mimpi-mimpi
merupakan representasi –representasi simbolik dari kebutuhan-kebutuhan,
hasrat-hasrat, dan konflik-konflik tak sadar.
2. Salah ucap
atau lupa misalnya lupa nama yang dikenal
3. Sugesti-sugesti
pascahipnotik
4. Bahan-bahan
yang berasaal dari teknik-teknik asosiasi bebas
5. Bahan-bahan
yang berasaal dari teknik-teknik proyektif
Kesadaran
merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es yang
mengapung yang bagian terrbesarnya berada dibawah permukaan air, bagian jiwa
yang terbesar berada dibawah permukaan kesadaran. Freud percaya bahwa sebagian
besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
1. Id
Id adalah
sistem kepribadian yang orisinil, kepribadian setiap orang hanya terdiri dari
id ketika dilahirkan. Id merupakan tempat bersemayamnya naluri-naluri. Id
kurang terorganisas, buta, menuntut, dan mendesak. Dengan diatur oleh
kesenangan yang diarahkan pada pengurangan tegangan, penghindarari kesakitan,
dan peroleh kesenangan, id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh satu
kepentingan. Memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai dengan asa
kesenangan.
2. Ego
Ego
adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan
realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan
dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi
ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan
prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara
yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan
manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau
meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses
menunda kepuasan ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya
dalam waktu yang tepat dan tempat.
3. Superego
Superego
adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego sebagai kode moral
individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk,
benar atau salah.
MEKANISME
PERTAHANAN EGO
Mekanisme
pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya
ego. Mekanisme pertahanan ego tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai
penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup untuk menghindari kenyataan.
1. Penyangkalan,
pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan
kenyataan yang mengancam
2. Proyeksi,
mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada
orang lain
3. Fiksasi,
menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebuh awal karena
mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasaan
4. Regresi,
melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntunannya
tidak terlalu besar.
5. Rasionalisasi,
menciptakan alasan alasan yang baik guna menghindari go dari cedera, memalsukan
diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
6. Sublimasi,
menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat
diterima dorongan-dorongannya.
7. Displacement,
mengarahkan energy kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang
sesungguhnya tidak bisa dijangkau.
8. Represi,
melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan,
mndiring kenyataan yang tidak bisa diterima kepada kesadaran
9. Formasi
reaksi, melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar.
PERKEMBANGAN
PSIKOSEKSUAL
1. Fase
Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi
interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah
sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari
rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap.
Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk
memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan
melalui stimulasi oral.
2. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa
fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air
besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus
belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari
libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria
dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka
sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipus menggambarkan
perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun,
anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini,
takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
4. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di
mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti
pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam
pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai
salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas
berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk
alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai
salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.
5. Fase Genital
Individu mengembangkan minat seksual
yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada
kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap
ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus
seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan
keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.
TEKNIK-TEKNIK
TERAPI
1. Asosiasi
bebas
Klien
meninggalkan cara berpikir yang biasa menyensor pikiran. Yang dilakukan adalah
mengatakan apa yang muncul dalam pikiran, meskipun keliahatannya aneh,
irasional, atau menggelikan dan menyakitkan.
2. Analisis
mimpi
Mimpi adalah
sarana untuk memahami yang tidak disadari. Klien didorong untuk bermimpi dan
mengingat-ingat mimpinya
3. Analisis
transferensi
Maksudnya
adalah respon klien kepada konselor, seakan akan konselor adalah orang
signifikan dalam hidup klien yang lalu, biasanya tokoh orang tua. Analis
mendorong transferensi ini dan mengintepretasikan perasaan-perasaan positif dan
negative yang diekspresikan.
4. Analisis
resistansi
Terkadang
klien pada awalnya menunjukan kemajuan, tapi kemudian melambat atau berhenti.
Analisis konselor dapat membantu klien untuk memperoleh wawasan tentang
resistansinya tersebut.
5. Interpretasi
Konselor
membantu klien memahami arti peristiwa masa lalu dan sekarang.
Sumber:
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling
& psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
Lesmana, J. M. (2008). Dasar-dasar konseling. Salemba:
Universitas Indonesia (UI-Press).
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/ Diakses pada tanggal 19 April 2015
http://belajarpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut-sigmund-freud/ Diakses pada tanggal 19 April 2015
10512529
3PA01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar