Total Tayangan Halaman

Senin, 23 Maret 2015

3 (Tugas 1 Psikoterapi)

Artikel 3


A.    PERBEDAAN KONSELING & PSIKOTERAPI
Konseling adalah proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional dan memutuskan hal tertentu. Fokus pada masalah klien atau pasien. Percakapannya merupakan percakapan dua arah. Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya, memahami permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya.
Psikoterapi adalah interaksi sistematis klinis dan terapis dengan memanfaatkan prinsip psikologis untuk melakukan perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku klien dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal dan memecahkan masalah.
Dari definisi diatas dapat dilihat perbedaan dari konseling dan psikoterapi, yaitu:
  1. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang abnormal atau mengalami gangguan psikologis.
  2. Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
  3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus.
A.    PENDEKATAN TERHADAP MENTAL ILLNESS
Menurut J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :   
1.     Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2.     Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.   
3. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

B.    BENTUK UTAMA TERAPI
1.     Terapi Supportive
      Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut. Terapi ini biasanya dilakukan untuk memberi dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya. Terapi supportive tujuannya adalah memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis, dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Contohnya adalah yang biasa dilakukan dalam rumah sakit atau dalam pusat krisis di masyarakat yang mengalami trauma.
2.     Terapi Reconstructive 
      Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi. Bertujuan mengubah seluruh kepribadian klien. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikonalisis dan biasanya berlangsung intensif dan dalam waktu yang sangat lama.
3.     Terapi Reeducative
      Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Disini terapis tidak hanya memberi dukungan, tapi juga mengajak klien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali,  agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis di sini tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, tapi juga tidak terlalu menggali kesadaran.


Sumber:
Markam, Sumarmo,. Suprapti, Slamet I.S,. (2003). Pengantar psikologi klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia



Jumat, 20 Maret 2015

2 (Tugas 1 Psikoterapi)


Artikel 2
A.    PERBEDAAN KONSELING & PSIKOTERAPI
Konseling adalah proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional dan memutuskan hal tertentu. Fokus pada masalah klien atau pasien. Percakapannya merupakan percakapan dua arah. Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya, memahami permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya.
Psikoterapi adalah interaksi sistematis klinis dan terapis dengan memanfaatkan prinsip psikologis untuk melakukan perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku klien dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal dan memecahkan masalah.
Dari definisi diatas dapat dilihat perbedaan dari konseling dan psikoterapi, yaitu:
  1. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yangabnormal atau mengalami gangguan psikologis.
  2. Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
  3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus.
B.    PENDEKATAN TERHADAP MENTAL ILLNESS
Menurut J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :   

1.     Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2.     Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.   
3. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

C.    BENTUK UTAMA TERAPI
1.     Terapi Supportive
      Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut. Terapi ini biasanya dilakukan untuk memberi dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.
2.     Terapi Reconstructive 
      Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi. Bertujuan menguabah seluruh kepribadian klien.
3.     Terapi Reeducative
      Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif.


Sumber:
Markam, Sumarmo,. Suprapti, Slamet I.S,. (2003). Pengantar psikologi klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia